Thursday, April 30, 2009

My First Year

Berbekal ijazah S1 dan ijazah akta IV dari Univ.Negeri Jakarta, dan seberkas piagam yang diperlukan, melayangkan lamaran untuk bergabung di sekolah kerjasama Indonesia dan asing di bilangan Depok. Sejumlah tes akademik dijalankan bersama dengan sekitar 20 kompetitor lainnya diikuti.  Panggilan berikutnya adalah wawancara dengan kepala sekolah, ketua yayasan dan General Manager pada saat itu. Pada tahun itu akhirnya hanya 3 orang yang di terima di sekolah itu. That time i was whispering..for this time this place must be the best place for me."

Awal tahun begitu menggebu dan bersemangat, dengan bekal motto 'do your best' berjibaku dengan tugas-tugas di tahun pertama terasa EXCITED!! Mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru juga mencoba memahami pola kerja dengan orang asing, juga dengan siswa-siswi yang sebagian besarnya JAGO berceloteh, mulai dari celoteh oke sampai celoteh asal ngoceh ;).

Awal tahun juga terasa berat karena  ternyata beban dan situasi kerjanya tidak seperti yang dibayangkan. Teman-teman dari negara seberang itu ternyata bisa bekerja lebih dari jam kerja normal orang indonesia, sisi lainnya sistem kerjanya juga terkadang penuh dengan kejutan-kejutan yang bikin situasi tambah seru. Impulsif..keputusan yang sudah ada bisa berubah secara tiba-tiba. Inilah yang biasanya jadi penyebab "serunya"situasi kerja kami.

Bersitegang..atau bahkan berantem dengan teman-teman (pada waktu itu adalah pjs GM) juga pernah saya alami, bahkan sampai tunjuk-tunjukkan and walk out segala! Pengalaman yang seru! unforgettable! Keluar dari tempat itu pernah terbesit di benak. Sampai akhirnya meerenung dan berdiam diri dan lebih banyak bicara dengan buku untuk sementara waktu. Jika aku bisa melewati ini berarti kamu hebat!! you are the winner, but if  you decided to resign its mean you can not handle these conflicts. Itu adalah bisikan yang ada di kepala saya saat itu. 

Seiring dengan waktu, disadari bahwa konflik-konflik yang sering kali terjadi pada akhirnya memunculkan pemahaman tentang apa maksud dari semuanya. Umumnya konflik terjadi karena perbedaan budaya indonesia dengan asing. Itupun yang dialami siswa-siswi di tahun-tahun pertamanya di ajar oleh guru asing. Namun pada akhirnya itu menjadi kelucuan-kelucuan sehari-hari diantara kami.

Konflik-konfllik memang tidak akan pernah hilang, justru itulah citarasanya, manis, asam, asin, alias nano-nano! Tahun pertama berlalu dengan tekad untuk berbuat dan meraih pengalaman yang terbaik lagi di tahun kedua. Ada apa di tahun kedua..??? Wait..wait..sepertinya di tahun pertama masih ada yang terlewat, blum terceritakan..well to be continue aja deh...cayooo!! mucadele!!!

0 comments:

Post a Comment